By : Hendra Arif
1. Definisi
Merupakan kebutuhan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut. (Alimul Hidayat, Azis A. 2006)
2. Tinjauan Seksual dari beberapa aspek (Alimul Hidayat, Azis A. 2006)
i. Aspek Biologis
Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari sitem reproduksi (seksual), kemampuan organ seks dan adanya hormonal dari sistem syaraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.
ii. Aspek Psikologis
Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.
iii. Aspek Sosial Budaya
Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perlakuanya di masyarakat.
3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Seksualitas (Potter & Perry, 2005).
i. Faktor Fisik
Merupakan faktor yang menyebabkan penurunan keinginan seksual karena alasan fisik tersebut.Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Penyakit minor dan keletihan ,medikasi, citra tubuh.
ii. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dapat mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks. Setelah , kemesraan hubungan telah memudar , pasangan mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan yang angat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka.Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan kecemasan , hanya karena harus mengatakan kepada pasangan prilaku seksual apa yang diterima dan menyenangkan.
iii. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup seperti penggunaan atau penyalahgunaan alkohol atau tidak punya waktu untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dapat mempengaruhi keinginan seksual.dan ini terbukti bahwa efek negative alcohol terhadap seksualitas melebihi euphoria yang mungkin dihasilkan pada awalnya.
iv. Faktor Harga Diri
Tingkat harga diri seseorang juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas.Jika harga diri seksual tiak prnah dipelihara dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual- diri dan dengan mempelajari ketrampilan seksual, seksulitas mungkin menyebabkan perasaan negative dan tekanan perasaan seksual.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi masalah seksual (Alimul Hidayat, Azis A. 2006).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan dalam fungsi seksual, diantaranya antara lan :
a. Tidak adanya panutan / Role Model
b. Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti adanya trauma, obat, kehamilan atau abnormalitas genitalia.
c. Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai masalah seksual
d. Penganiayaan secara fisik
e. adanya penyimpangan psikoseksual Konflk terhadap nilai
f. Konflk terhadap nilai
g. Kehilangan pasangan karena perpisahan atu kematian.
.5. Perubahan Pengaruh Umum Penuaan Fungsi seksual pria (Pudjiastuti,2003).
a. Terjadi penurunan sirkulasi testoteron, tetapi jarang menyebabkan gangguan fungsi seksual pada lansia yang sehat.
b. Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras sebelumnya, perangsangan langsung dari penis sering dilakukan.
c. Ukuran testis tidak bertambah, elevasinya lambat dan cenderung turun.
d. Kelenjar penis tampak menurun
e. Kontrol ejakulasi meningkat, ejakulasi lambat dan cenderung turun.
f. Dorongan seksual jarang terjadi pada pria diatas usia 50 tahun
g. Tingkat orgasme menurun atau hilang
h. Kekuatan ejakulasi menurun, sehingga orgasme kurang semangat
i. Ejakulasi selama orgasme terdiri dari satu atau dua kontraksi pengeluaran sedangkan pada orang muda dapat terjadi 4 kontraksi besar dan diikuti kecil sampai beberap detik.
j. Ejakulasi dikelurkan tanpa kekuatan penuh, dan mengandung sedikit sel sperma.
k. Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna yang tidak biasa , frekuensi kontraksi sfingter selama orgasme menurun.
l. Setelah ejakulasi, penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi.
m. Kemampuan ereksi setelah ejakulasi semakin panjang, pada umumnya 12 sampai 48 jam setelah ejakulasi.
n. Pada klimaksnya hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat.
6. Perubahan Pengaruh Penuaan Fungsi seksual Wanita (Pudjiastuti, 2003 )
a. Lubrikasi vagina memerlukan waktu lebih lama
b. Pengembangan dinding vagina berkurang pada panjang dan lebarnya.
c. Dinding vagina menjadi lebih tipis dan mudah teritasi
d. Selama hubungan seksual sering terjadi iritasi pada kandung kemih dan .Uretra.
e. Sekresi vagina berkurang keasamanya, meningkat kemungkinan terjadinya infeksi.
f. Penurunan elevasi uterus
g. Atrofi labia mayora dan ukuran klitoris menurun.
h. Fase orgasme lebih pendek
i. Fase resolusi lebih cepat.
7. Siklus Respon Seksual (Alimul Hidayat, Azis A. 2006 ).
i. Tahap suka cita, Merupakan tahap awal dalam respon seksual pada wanita ditandai dengan banyaknya lender pada daerah vagina, dinding vagina, mengalami ekspansi atau menebal meningkatnya efektifitas klitoris/sensitivitas, putting susu menegang, dan ukuran buah dada meningkat. Pada laki-laki ditandai dengan ketegangan atau ereksi pada penis dan penebalan atau dan payudara wanita selama rangsangan seksual, pada wanita reaksi ini menyebabkan lubrikasi vaginal, tumescrnce (pembengkakan) klitoris, labia minora dan mayora, perbesaran sepertiga bagian luar vagina. Pada pria vasokongesti menyebabkan ereksi penis.
ii. Tahap kestabilan, pada tahap ini wanita mengalami retraksi dibawah klitoris, adanya lender yang banyak dari vagina dan labia mayora, elevasi dari servik dan uterus, serta meningkatnya otot-otot pernapasan, pada laki-laki ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis dan tekanan otot pernapasan.
iii. Tahap orgasme (puncak). Tahap puncak dalam siklus seksual pada wanita ditandai adanya kontraksi yang tidak disengaja dari uterus, dan otot-otot lainnya, terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi, pada laki-laki ditandai dengan relaksasi dapa spinchter kandung kencing, hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi. Pada laki-laki ditandai dengan relaksasi pada spinchter kandung kencing, hiperventilasi, dan meningkatnya denyut nadi.
iv. Tahap resolusi (peredaan). Merupakan tahap terahir dalam siklus respon seksual, pada wanita ditandai, adanya relaksasi dari dinding vagina secara berangsur-angsur, perubahan warna dari labia mayora, pernafasan nadi, tekanan darah, otot-otot berangsur-angsur kembali normal, pada laki-laki ditandai dengan menurunnya denyut pernapasan, dan denyut nadi serta melemasnya penis.
Menurut Master dan Johnson (1966) dalam (Perry & Potter 2005). Telah mendefinisikan siklus respon seksual dengan fase-fase excitemen, plateu, prgasme, resolusi, fase-fase ini adalah akibat dari vasokontriksi dan miotonia yang merupakan respon fisiologis dasar dari rangsangan seksual, vasokongesti adalah pengumpulan darah dalam alat genital dan payudara wanita selama rangsangan seksual . Pada wanita rangsangan ini menyebabkan lubrikasi vagina, Tumenscence ( pembengkakan) klitoris, labia minora, dan mayora , perbesaran sepertiga bagian luar vagina , pada pria vasokongesti menyebabkan ereksi penis
8. Berkurangnya Hasrat Seksual (libido)
Kurangnya libido biasa dialami oleh laki-laki dan perempuan pada beberapa tahap di dalam kehidupan mereka, meskipun hal itu hanya sementara dan terjadi pada waktu- waktu sakit fisik.Hampir penyakit, keadaan sakit atau luka fisik apapun bisa menyebabkan menurunya libido, seperti obat-obatan yang digunakan untuk penyembuhanya, atau mungkin alkohol.
Sebab – sebab psikologis untuk libido yang menurun banyak sekali, mulai dari penyakit- penyakit, seperti depresi, sampai stres, yang bisa disebabkan oleh banyak hal yang berbeda- beda. Pekerjaan, keluarga dan kesulitan- kesulitan keuangan bisa menyebabkan berbagai tingkat stress dan kelelahan yang sangat sering.Semua bentuk kekhawatiran dan ketidaknyamanan dalam sebuah hubungan bisa juga menyebabkan menurunya libido. Seseorang mungkin mengkhawatirkan tingkat kedekatan emosional yang dirasakan oleh pasangan atau meragukan ketertarikan atau kemampuan dirinya untuk mencapai kepuasan (Nash, Barbara. 2006).
9. Masalah- masalah laki-laki dalam hubungan seksual
Sebagian dari hilangnya libido yang dibicarakan di atas, para lelaki biasanya mengalami satu atau dua kesulitan lainya di dalam kejantanan seksual. Masalahnya antara lain (Nash, Barbara.2006 )
a. Impotensi, dimana didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan hubungan sekual dikarenakan kegagalan dalam mencapai atau menghasilkan ereksi. Impotensi juga menggambarkan situasi dimana sebuah ereksi bisa dicapai tetapi ada kegagalan untuk mencapai orgasme atau ejakulasi.
Penyebab terjadinya impotensi :
1. Psikogenis, yang dihasilkan dari stress, kekhawatiran, ketakutan, atau trauma emosional lainya
Menurut Master dan Johnson (1966) dalam (Perry & Potter 2005). Telah mendefinisikan siklus respon seksual dengan fase-fase excitemen, plateu, prgasme, resolusi, fase-fase ini adalah akibat dari vasokontriksi dan miotonia yang merupakan respon fisiologis dasar dari rangsangan seksual, vasokongesti adalah pengumpulan darah dalam alat genital seksual laki-laki yang sering dilaporkan.
b. Kegagalan mencapai orgasme, pada laki - laki , mencapai orgasme menggambarkan situasi dimana awal ketegangan seksual menghasilkan sebuah ereks , tetapi ini berhenti sebelum klimaks dicapai.
10. Masalah- masalah perempuan dalam berhubungan seksual
Beberapa masalah dapat diketahui penyebab bersifat fisik, psikologis dan emosional ( Nash, Barbara , 2006 )
i. Kegagalan orgasme, hal ini bisa diakibatkan kurangnya rangsangan dan tekhnik yang kurang atau masalah- masalah psikologis.
ii. Viginismus, adalah sebuah kontraksi otot yang tiba-tiba dan tidak dingaja disekitar mulut vagina, yang sering melibatkan otot-otot perut juga otot-otot kedua pantat dan kedua paha yang terjadi selama percintaan dan mencegah penetrasi. Penyebab viginismus antara lain :pengalaman seks yang traumatis , namun faktor-faktor psikologis yang lebih tidak kentara misalnya : kesalahan atau perasan bahwa seks memalukan, kotor atau tidak menyenangkan
iii. Frigiditas , menggambarkan kurangnya hasrat yang komplit untuk seks dan sering seseorang merasakan perubahan pada ide sesks dan mungkin tidak suka disentuh. Penyebabnya dapat muncul dari pengalaman seksual yang traumatis yang lebi dini missal: pelecehan pada masa kecil atau pemerkosaan.
iv. Hubungan seksual yang menyakitkan (Dispareunia)
Hubungan seksual yang menyakitkan bisa disebabkan oleh berbagi hal ada faktor fisik dan psikologis.rasa sakit lokalisasi di daerah terbatas pada vagina, atau panggul dan perut bagian dalam. Vagina kering karena kurangnya foreplay dan ketegangan seksual bisa menyebabkan rasa sakit dan ini bisa menjadi masalah selama dan sesudah menopause dikarenakan hilangnya hormon - hormon.
11. Solusi terhadap masalah pemenuhan kebutuhan seksual pada lansia ( Pudjiastuti, 2003).
Sikap dan posisi hubungan seksual
Dimana dapat meningkatkan partisipasi seksual pada lansia sebagai
berikut :
a. Memahami perubahan normal yang berhubungan dengan lansia
b. Meningkatkan komunikasi pada masalah non-seksual sama baiknya dengan masalah komunikasi seksual.
c. Menikmati setiap kejadian. Jangan terburu – buru , kurangi ketakutan.
d. Menggunakan posisi seperti miring atau duduk yang tidak terlalu banyak menumpu dalam kontraksi otot lengan secara isometrik.
e. Gunakan posisi yang tidak menekan sendi, tengkurap yang menimbulkan nyeri.
f. Gunakan latihan kegel untuk meningkatkan tonus otot dan kontraksi vagina selama aktifitas seksual. Pria dan wanita dapat memperoleh keuntungan dari latihan.kegel dapat meningkatkan kekuatan kontraksi tot sfingter uretra dan sfingter ani.latihan kegel harus dilakukan beberapa kali sehari dengan mengkontraksikan otot pubokoksigeus 20- 30 kali.
g. Lakukan stimulasi oral genital
h. Stimulasi organ genital secara secara manual.
i. Gunakan vibrator sendiri atau dengan pasangan.
j. Lakukan masturbasi sendiri atau degan pasangan.
k. Konsultasi dengan dokter apabila ada masalah impotensi.
l. Gunakan tekhnik stuffing yaitu masukkan penis ke vagina sebelum ereksi penuh tercapai. Penis biasanya akan menjadi lebih keras/ tegang sebagai hasil dari stimulasi selama berada dalam vagina.
m. Coba nikmati sentuhan dan masase. Gunakan krim atau minyak untuk lebih menyenangkan , saling memberikan perhatian dalam berhubungan seksual. Dan mengurangi ketakutan pada pria.
n. Gunakan pelumas separti K- Jelly selama hubungan seksual atau masturbasi.
o. Lakukan pelukan, ciuman, usapan , rayuan, dan canda.
p. Lakukan gaya hidup yang sehat, yaitu : cukup istirahat, olahraga secukupnya jangan merokok, makan minum yang berlebihan.
q. Ciptakan suasana yang romantis ( lampu, pakaian, bunga, lokasi, perjalanan dan pujian).
r. Perhatikan kebersihan diri (mandi, mencukr rambut, kuku, kumis. Gigi dll). Jaga penampilan diri agar pasangan tertarik.
Sumber :
.
1. Alimul Hidayat, Azis A. (2006). Pengantar Kebutuhan dasar Manusia . Jakarta: Salemba Medika
2. Pudjiastuti, Sri Surini. (2003). Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC Pudjiastuti, Sri Surini. (2003). Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC
3. Nash, Barbara . (2006). Panduan Kesehatan Seksual. Jakarta: Prestasi Pustaka karya
4. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Sabtu, 23 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar